Kadang, saat diskusi atau debat tentang agama masih ada saja orang
yang menganggap bahwa masjid haruslah bangunan beratap atau berkubah.
Padahal kenyataannya masjid tidaklah harus berkubah bahkan tidak harus
memiliki atap.
Padahal definisi Masjid bisa berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada di mana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri mungkin berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".
Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Dan kata mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
Masjid pertama yang dibangun nabi Muhammad untuk digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam adalah masjid Quba yang dibangun pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba. Masjid Quba sendiri sudah mengalami banyak perubahan dan renovasi hingga sekarang sehingga bentuk sudah tidak sama dengan bentuk aslinya.
Salah satu contoh masjid tidak beratap adalah masjid Al-Baiah yang ditemukan di Mekah. Masjid ini ditemukan di kota mekah pada tahun 2006 pada saat penggalian untuk proses pembangunan Jamarat.
Dikutip dari buku Sejarah Ibadah karya Syahrudin El Fikri, Rabu (8/7), kubah tidak berakar dari budaya Islam karena pada dasarnya ajaran Islam tidak membawa secara langsung tradisi budaya fisik. Islam tidak mengajarkan secara konkret tata bentuk arsitektur.
Secara historis kubah belum dikenal pada masa Rasulullah Muhammad SAW. Arsitektur terkemuka K Cresswell dalam Early Muslim Architecture mengungkapkan bahwa desain awal Masjid Madinah sama sekali belum mengenal kubah. Dalam rekonstruksi arsitekturnya, Cresswell menyebut betapa sederhananya masjid yang dibangun masa Rasulullah SAW.
Arsitektur masjid pada awalnya berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Sepanjang bagian dalam dinding, dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya.
Kubah terawal kemungkinan besar merupakan atap
pondok primitif, yang dibuat dari dahan kayu sebagai rangka dan
dipadatkan dengan selut dan lumpur. Ataupun menggunakan batu
sebagai sangga. Contoh kubah seperti ini dapat dijumpai di dalam kubur
Mikene di Yunani dan dalam arsitektur Sisilia di Italia. Kubah-kubah
tersebut hanya digunakan untuk bangunan-bangunan yang kecil.
Pada Abad Pertengahan semasa pemerintahan kerajaan Romawi, singgah kubah telah diciptakan untuk memungkinkan struktur kubah yang bulat diletakkan di atas bangunan berbentuk segi empat. Ini menjadikan penggunaan kubah semakin meluas. Sampai sekarang, masih ada beberapa bangunan berkubah di Roma yang masih utuh sejak bangunan tersebut dibangun. Salah satu kubah tertua di Roma adalah Pantheon. Selain itu, ada juga beberapa gereja berkubah yang usianya sudah cukup tua.
Kemudian pada zaman Renaissance, orang-orang Eropa telah memperkenalkan ide tanglung di puncak kubah, dan juga meletakkan kubah di atas suatu struktur bulat (seperti silinder) supaya kelihatan lebih tinggi.
Dome of The Rock (kubah batu) atau lebih dikenal Masjid Umar di Yerusallem kemungkinan adalah masjid pertama yang menggunakan kubah dalam sejarah arsitektur Islam.
Masjid-masjid di Indonesia tidak mengunakan desain kubah pada bagian atas masjidnya, melainkan bentuk-bentuk minimalis dan berundak. Misalnya masjid Agung Demak atau Masjid Agung Banten.
Selain masjid, ternyata banyak bangunan yang berkubah, dan ada sampai sekarang. Beberapa bangunan itu ada yang dulunya masjid, dan ada yang memang sejak awal fungsinya sama seperti sekarang.
Padahal definisi Masjid bisa berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada di mana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri mungkin berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".
Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Dan kata mosque kemudian menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
Masjid pertama yang dibangun nabi Muhammad untuk digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam adalah masjid Quba yang dibangun pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba. Masjid Quba sendiri sudah mengalami banyak perubahan dan renovasi hingga sekarang sehingga bentuk sudah tidak sama dengan bentuk aslinya.
Salah satu contoh masjid tidak beratap adalah masjid Al-Baiah yang ditemukan di Mekah. Masjid ini ditemukan di kota mekah pada tahun 2006 pada saat penggalian untuk proses pembangunan Jamarat.
Gambar Masjid Al Baiah dilihat dari atas.
Selain
itu adalagi masjid tanpa atap di Turki yaitu masjid Shanke Yadem yang
dibangun oleh seseorang yang miskin dari pinggiran Turki yang bernama
Khairudin affandi. Berawal dari cita-cita mulia ingin membuat sebuah
masjid, Khairudin yang
tidak mampu itu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang hasil
keringatnya.
Gambar Masjid Shanke Yadem di Turki
Banyak
masjid di dunia kini juga mempunyai kubah, termasuk di Indonesia.
Tradisi penggunaan kubah pada masjid berasal dari daerah Anatolia.
Dikutip dari buku Sejarah Ibadah karya Syahrudin El Fikri, Rabu (8/7), kubah tidak berakar dari budaya Islam karena pada dasarnya ajaran Islam tidak membawa secara langsung tradisi budaya fisik. Islam tidak mengajarkan secara konkret tata bentuk arsitektur.
Secara historis kubah belum dikenal pada masa Rasulullah Muhammad SAW. Arsitektur terkemuka K Cresswell dalam Early Muslim Architecture mengungkapkan bahwa desain awal Masjid Madinah sama sekali belum mengenal kubah. Dalam rekonstruksi arsitekturnya, Cresswell menyebut betapa sederhananya masjid yang dibangun masa Rasulullah SAW.
Arsitektur masjid pada awalnya berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Sepanjang bagian dalam dinding, dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya.
Pada Abad Pertengahan semasa pemerintahan kerajaan Romawi, singgah kubah telah diciptakan untuk memungkinkan struktur kubah yang bulat diletakkan di atas bangunan berbentuk segi empat. Ini menjadikan penggunaan kubah semakin meluas. Sampai sekarang, masih ada beberapa bangunan berkubah di Roma yang masih utuh sejak bangunan tersebut dibangun. Salah satu kubah tertua di Roma adalah Pantheon. Selain itu, ada juga beberapa gereja berkubah yang usianya sudah cukup tua.
Kemudian pada zaman Renaissance, orang-orang Eropa telah memperkenalkan ide tanglung di puncak kubah, dan juga meletakkan kubah di atas suatu struktur bulat (seperti silinder) supaya kelihatan lebih tinggi.
Dome of The Rock (kubah batu) atau lebih dikenal Masjid Umar di Yerusallem kemungkinan adalah masjid pertama yang menggunakan kubah dalam sejarah arsitektur Islam.
Masjid-masjid di Indonesia tidak mengunakan desain kubah pada bagian atas masjidnya, melainkan bentuk-bentuk minimalis dan berundak. Misalnya masjid Agung Demak atau Masjid Agung Banten.
Selain masjid, ternyata banyak bangunan yang berkubah, dan ada sampai sekarang. Beberapa bangunan itu ada yang dulunya masjid, dan ada yang memang sejak awal fungsinya sama seperti sekarang.